Prinsip
dasar metode seismik untuk eksplorasi hidrokarbon
Metode seismik memiliki
tiga aplikasi pokok :
1. Penggambaran
keadaan geologi subsurface untuk keperluan studi dan juga eksplorasi batu bara
dan mineral dengan kedalaman kurang dari 1 km. Metode ini disebut seismologi
teknik.
2. Untuk
keperluan eksplorasi hidrokarbon dan pengembangannya dengan kedalaman kurang
dari 10 km. Metode ini disebut sebagai seismologi eksplorasi.
3. Untuk
keperluan investigasi struktur lempeng bumi dengan kedalaman kurang dari 100
km. Metode ini disebut dengan seismologi gempa bumi.
Dalam
seismologi eksplorasi untuk eksplorasi hidrokarbon, industri minyak dan gas
umumnya menggunakan metode seismik refleksi. Metode seismik refleksi tergantung
kepada keberadaan perubahan secara nyata dan kasar dari kecepatan seismik dan
densitas pada bawah permukaan. Perubahan ini disebut kontras akustik, dimana
dari pengukuaran kontas akustik ini adalah produk dari densitas dan kecepatan
gelombang seismik merambat melalui material-material bawah permukaan. Dalam
kebanyakan kasus, kontras ini terjadi pada batas antara lapisan atau formasi.
Gelombang dari sumber (dinamit, air gun,
water gun, vibroseis dan lain-lain) yag merambat ke bawah permukaan
tersebut akan dipantulkan oleh bidang-bidang reflector dan pantulan gelombang
tersebut akan diterima oleh alat perekam gelombang seismik yang disebut geophone. Waktu tempuh yang diperlukan
untuk sebuah gelombang merambat dari titik sumber menuju bidang reflector lalu
menuju geopheone disebut Two Way Time atau
disingkat TWT. TWT ini berungsi untuk
melakukan koreksi Normal Move Out
atau disingkat NMO pada pengolahan
data seismik.
Konfigurasi
dari letak geophone dan sumber gelombang seismik refleksi yang sering dipakai
adalah Common Shot Gather. Dalam akuisi data seismik refleksi dilapangan,
beberapa geophone akan menerima gelombang secara serempak. Refleksi gelombang
ini awalnya akan terpantul di bawah permukaan pada beberapa titik yang berbeda
dan akan direkam oleh geophone-geophone yang ada di permukaan.
Gambar a. Common Shot Gather
Gambar b. Common Depth Point
Lihat Gambar b hasil dari akuisisi data telah
menempatkan beberapa letak sumber dan geophone yang mempunyai posisi titik
reflek yang sama, misalkan antara sumber S1 dengan geophone R2 yang mempunyai
titik reflek yang sama dengan sumber S2 dengan geophone R1. Hal ini yang
disebut dengan Common Depth Point (CDP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar