Sabtu, 23 Agustus 2014

PRINSIP DASAR METODE SEISMIK UNTUK EKSPLORASI HIDROKARBON

     Prinsip dasar metode seismik untuk eksplorasi hidrokarbon

Metode seismik memiliki tiga aplikasi pokok :
1.      Penggambaran keadaan geologi subsurface untuk keperluan studi dan juga eksplorasi batu bara dan mineral dengan kedalaman kurang dari 1 km. Metode ini disebut seismologi teknik.
2.      Untuk keperluan eksplorasi hidrokarbon dan pengembangannya dengan kedalaman kurang dari 10 km. Metode ini disebut sebagai seismologi eksplorasi.
3.      Untuk keperluan investigasi struktur lempeng bumi dengan kedalaman kurang dari 100 km. Metode ini disebut dengan seismologi gempa bumi.

Dalam seismologi eksplorasi untuk eksplorasi hidrokarbon, industri minyak dan gas umumnya menggunakan metode seismik refleksi. Metode seismik refleksi tergantung kepada keberadaan perubahan secara nyata dan kasar dari kecepatan seismik dan densitas pada bawah permukaan. Perubahan ini disebut kontras akustik, dimana dari pengukuaran kontas akustik ini adalah produk dari densitas dan kecepatan gelombang seismik merambat melalui material-material bawah permukaan. Dalam kebanyakan kasus, kontras ini terjadi pada batas antara lapisan atau formasi. Gelombang dari sumber (dinamit, air gun, water gun, vibroseis dan lain-lain) yag merambat ke bawah permukaan tersebut akan dipantulkan oleh bidang-bidang reflector dan pantulan gelombang tersebut akan diterima oleh alat perekam gelombang seismik yang disebut geophone. Waktu tempuh yang diperlukan untuk sebuah gelombang merambat dari titik sumber menuju bidang reflector lalu menuju geopheone disebut Two Way Time atau disingkat TWT. TWT ini berungsi untuk melakukan koreksi Normal Move Out atau disingkat NMO pada pengolahan data seismik.



Konfigurasi dari letak geophone dan sumber gelombang seismik refleksi yang sering dipakai adalah Common Shot Gather.  Dalam akuisi data seismik refleksi dilapangan, beberapa geophone akan menerima gelombang secara serempak. Refleksi gelombang ini awalnya akan terpantul di bawah permukaan pada beberapa titik yang berbeda dan akan direkam oleh geophone-geophone yang ada di permukaan.

                    Gambar a.  Common Shot Gather

Gambar b. Common Depth Point

Lihat Gambar b hasil dari akuisisi data telah menempatkan beberapa letak sumber dan geophone yang mempunyai posisi titik reflek yang sama, misalkan antara sumber S1 dengan geophone R2 yang mempunyai titik reflek yang sama dengan sumber S2 dengan geophone R1. Hal ini yang disebut dengan Common Depth Point (CDP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar